Senin, Januari 28, 2008

Pak Harto......aku jadi ingat ayahku...

Setelah menahan diri dari kemaren,akhirnya saya ga kuat juga untuk ikut menulis tentang mantan presiden RI ke-2 Bapak Soeharto yang berpulang kehadirat Allah SWT.Tapi disini saya lebih menyoroti masalah perasaan dan juga gejolak yang dirasakan oleh keluarga yang ditinggalkan.Terutama mewakili perasaan saya sendiri yang pernah begitu getir disaat ditinggalkan bapak saya menuju alam keabadian.Saya tahu persis rasa itu.Dimana ketika itu saya masih duduk dikelas 2 SLTP dan ditengah kerasnya keinginan saya untuk mengejar dan meraih cita setinggi mungkin.

Bapak,bagi keluarga kami adalah kepala keluarga,tumpuan ekonomi,dan pemimpin yang melindungi,mengarahkan sekaligus sebagai simbol harkat dan martabat keluarga kami.Beliau selalu mencurahkan segala kemampuan yang beliau miliki untuk berbuat yang terbaik bagi keluarga kami.Jadi,tanpa perlu saya rinci segala peran dan semua tindakan beliau telah jelas bagi saya dan keluarga bahwa sepeninggal beliau kehidupan ini akan semakin berat dijalani dan penuh tantangan serta cobaan yang harus dihadapi dan ditaklukkan.


Saat itu,disuatu subuh yang dingin.Dengan setengah sadar saya terbangun untuk menyaksikan dan menerima jenazah bapak yang dikirim dari RS.Saya tertegun,tanpa suara.............rasa kehilagan yang teramat dalam membuat bibir saya terkunci.Saya terpaku dalam diam dan terus diam sementara ibu dengan penuh ketabahan beliau hanya sedikit menangis.Saya tahu,tangis itu adalah sebuah nyanyian cinta yang begitu tulus dan pasrah kepada Tuhan,kepada hidup dan takdir yang sudah digariskan.Tangis yang lirih itu......adalah nyanyian rindu kepada belahan jiwa yang telah pergi untuk bisa bertemu kembali disuatu saat nanti..............


Lalu ketika pagi menjelang.Ketika hari telah berganti.Kami benar-benar sadar sepenuhnya bahwa hidup harus dilanjutkan,perjuangan harus diteruskan dan cita-cita harus diraih serta mimpi harus dijadikan kenyataan.

Satu yang selalu jadi segalanya buat saya adalah "My Special One" yaitu ibu saya.Beliau selalu menjadi penyejuk dikala hati dan jiwa sedang kering,letih dan mulai kehabisan nafas.Beliau laksana sumber semangat,motifasi,dan sebagai motor buat segala aktifitas saya.Beliau jugalah yang menjadi tempat mencurahkan segala keluh,masalah,dan problematika hidup.Serta beliau juga adalah tempat buat saya berbagi segala suka dan duka.

Beginilah hidup di alam yang fana ini.Ada yang lahir,dan akan ada yang berpulang.Namun satu hal yang pasti bahwa hidup tidak akan pernah berhenti sampai hari akhir tiba.Selamat jalan Pak Harto,semoga segala amal dan perbuatan beliau selama hidup di dunia ini diterima dan mendapatkan balasan yang setimpal disisi Allah SWT.



Tidak ada komentar: