Rabu, Februari 13, 2008

Semalam Bersama Tasaro

Saya mau sedikit bercerita mengenai malam Senin kemaren ( 10/02/2008 ).Malam itu saya ketemuan sama Mas Tasaro.Kami janjian cukup spontan meskipun beberapa hari sebelumnya Mas Tasaro udah ngasih tau saya kalau dia mau datang ke Jakarta.Diawali dari sms dari dia ke saya sekitar jam enam sore.Dilanjutkan dengan berbagai cerita mulai dari perjalanan saya yang dari Depok hingga kisah kebingungan kami untuk bisa ketemu di daerah Jakarta Selatan.Akhirnya kami bisa ketemu juga tepat jam 23.30 WIB di depan kampus UIN Syarif Hidayatullah,Cilandak.

Begitu ketemu,setelah saling bersalaman dan berpelukan ria.Yang pertama kami lakukan adalah kami kopdaran di warung mie tepat di depan kampus Pasca Sarjana UIN.Mas Tasaro pesan mie rebus + telor dan kopi susu,terus saya pesan mie goreng + telor dan jeruk anget.Kita cukup banyak ngobrol sambil makan mie tentunya.Hingga akhirnya kami berdua memutuskan untuk pindah tempat ke hotel di gedung Syahida Inn dalam kompleks kampus Pasca Sarjana UIN.

Kita dapet kamar di lantai 3.Saya sendiri lupa nomor kamarnya.Di situ kami sepakat untuk kembali berbincang mengenai berbagai hal terutama masalah masa lalu kami.

Perlu saya ceritakan disini bahwa sebenarnya kami adalah temen masa kecil sebagai sesama anak yang dibesarkan oleh sebuah desa di selatan Gunungkidul.Trowono nama desa tersebut.Mas Tasaro sudah berpuluh-puluh tahun tidak pernah kembali ke desa itu sejak kepergiannya dikala dia masih kelas 2 SLTP dulu.Sampai di tahun 2005 dia sempat kesana meskipun itu sangat singkat.Sedangkan saya adalah anak trowono yang lahir dan besar disana.Saya justru yang baru dalam 4 tahun terakhir meninggalkan Trowono dan kembali kesana disaat Lebaran dan cuti saja.

Kami sangat terharu dengan keadaan dan perubahan yang telah terjadi pada diri kami berdua saat ini.Begitu banyak cerita sedih,pengalaman yang menyakitkan dan juga berbagai peristiwa baik yang menyenangkan maupun begitu memilukan yang telah kami alami selama di Trowono dulu.Kami memiliki banyak kesamaan kisah dalam perjalanan hidup kami.Hingga dari semua cerita kami berdua kami bisa mendapatkan satu spirit untuk terus berkarya menuju hari esok yang lebih baik.Dan tentunya kami memiliki semangat yang membara untuk mempersembahkan sesuatu yang akan berguna bagi Trowono,desa kecil kami.

Saya akan lanjutkan cerita ini mungkin dengan lebih detail dalam kesempatan mendatang.Semoga masih akan banyak kesempatan untuk kami berdua agar bisa saling bertemu kembali.

2 komentar:

Masuwiek mengatakan...

Hebat.. aku sebagai orang Trowono juga bangga. ternyata banyak juga orang-orang hebat yang terlahir dari terik, bebatuan, keringat dan tanah kering dari desa kecil itu..

: )

Anto Banang mengatakan...

Thx mas dah mo mampir kesini.Wah njenengan anak Trowono jg yach.Mas saya minta profile njenengan yg lengkap donk...soale saya blm tau je.Maklum,saya mungkin emang kurang gaul & masih anak kemaren sore jadi yg angkatan diatas saya banyak yg saya ga tau.Nuwun